Sahabat adalah komunikator yang hebat dan biasanya juga pendengar yang sangat baik. Seorang sahabat akan saling mendukung satu sama lain, mereka sabar, baik hati dan bersedia memahami kekurangan sahabatnya. Bila perlu mereka bisa bersikap serius, tapi juga enak diajak bercanda dan tertawa. Mereka mensyukuri saat bersama yang menyenangkan dan menjadi pendamping setia disaat-saat tersulit.
Persahabatan mengatas namakan sebuah rasa sayang dalam menguraikan persahabatan. Cara terbaik untuk tetap menjadi dua sahabat adalah menghargai arti persahabatan itu..
Sedangkan cinta memiliki arti yang terlalu sulit untuk diterjemahkan, ada berjuta persepsi dari setiap manusia yang merasakannya…
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Dan pertanyaan yang tersulit mulai terlintas, “apakah salah jika memberikan cinta melalui kasih sayang yang tak pernah bersyarat??” ingatkah kita bahwa tujuan kita mencintai seseorang adalah memperlakukan orang yang kita cintai dengan tulus, penuh rasa hormat dan penghargaan seperti bila kita memperlakukan sahabat kita. Sebaliknya banyak orang yang justru cemburu, serba mengharap dan menuntut, kurang menghargai dan menghormati dan kurang peka dalam memperlakukan orang yang dia beri sesuatu atas nama cinta. Sehingga saat seseorang merabunkan arti cinta itu, maka melalui sebuah komitmen yang berdasarkan cinta akan membuat seseorang seolah dialah sang pemilik yang absolut dan justru akan lebih tertarik terhadap citra orang yang merekan dambakan bukan dari pribadi seseorang itu sendiri.
Tanpa banyak menuntut maka kita akan mampu memberikan dukungan yang tulus kepada orang yang kita cintai, walau entah apakah dia bisa mewujudkan impiannya atau tidak.
Karena inti dari sebuah cinta yang tak bersyarat adalah kita bersedia dan sadar untuk menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia biasa yang selalu berusaha sebaik-baiknya. Sehingga kita tak perlu melebih-lebihkan arti cinta tetapi perlu memahami nyatanya kita hanyalah seorang manusia biasa. Dengan memahami dan menerima ciri manusiawi itu kita akan mampu menciptakan sebuah cinta yang indah tanpa banyak tuntutan. Karena cinta tanpa syarat adalah sebuah ekspresi cinta yang paling sempurna yang akan menuntun kita pada sebuah pernyataan “aku mencintaimu karena kamu adalah kamu, kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk menerima cintaku dan kamu tidak harus ikuti perasaanku untuk bisa mencintaiku”. Tak ada syarat apapun yang mengotori pernyataan suci itu, “kamu nggak perlu sependapat denganku, menurut rencanaku, punya tujuan yang sama dengan aku, atau tersenyum padaku walaupun kamu sedang tidak enak hati…kamu tidak harus sempurna, mendekati sempurnapun tidak perlu”. Disadari atau tidak biasanya kita mengajukan beberapa syarat itu kepada orang yang kita cintai, tetapi tidak kepada sahabat kita,mengapa?
Pada akhirnya jika kita mempu mencitai seseorang seperti kita menyayangi sahabat kita, maka penyesuaian dan jalan tengah akan terbuka, dan kita akan rela berbagi impian tanpa merasa bahwa kitalah yang telah banyak berkorban.
read more “Sahabat Kasih Sayang dan Cinta…”
Persahabatan mengatas namakan sebuah rasa sayang dalam menguraikan persahabatan. Cara terbaik untuk tetap menjadi dua sahabat adalah menghargai arti persahabatan itu..
Sedangkan cinta memiliki arti yang terlalu sulit untuk diterjemahkan, ada berjuta persepsi dari setiap manusia yang merasakannya…
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Dan pertanyaan yang tersulit mulai terlintas, “apakah salah jika memberikan cinta melalui kasih sayang yang tak pernah bersyarat??” ingatkah kita bahwa tujuan kita mencintai seseorang adalah memperlakukan orang yang kita cintai dengan tulus, penuh rasa hormat dan penghargaan seperti bila kita memperlakukan sahabat kita. Sebaliknya banyak orang yang justru cemburu, serba mengharap dan menuntut, kurang menghargai dan menghormati dan kurang peka dalam memperlakukan orang yang dia beri sesuatu atas nama cinta. Sehingga saat seseorang merabunkan arti cinta itu, maka melalui sebuah komitmen yang berdasarkan cinta akan membuat seseorang seolah dialah sang pemilik yang absolut dan justru akan lebih tertarik terhadap citra orang yang merekan dambakan bukan dari pribadi seseorang itu sendiri.
Tanpa banyak menuntut maka kita akan mampu memberikan dukungan yang tulus kepada orang yang kita cintai, walau entah apakah dia bisa mewujudkan impiannya atau tidak.
Karena inti dari sebuah cinta yang tak bersyarat adalah kita bersedia dan sadar untuk menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia biasa yang selalu berusaha sebaik-baiknya. Sehingga kita tak perlu melebih-lebihkan arti cinta tetapi perlu memahami nyatanya kita hanyalah seorang manusia biasa. Dengan memahami dan menerima ciri manusiawi itu kita akan mampu menciptakan sebuah cinta yang indah tanpa banyak tuntutan. Karena cinta tanpa syarat adalah sebuah ekspresi cinta yang paling sempurna yang akan menuntun kita pada sebuah pernyataan “aku mencintaimu karena kamu adalah kamu, kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk menerima cintaku dan kamu tidak harus ikuti perasaanku untuk bisa mencintaiku”. Tak ada syarat apapun yang mengotori pernyataan suci itu, “kamu nggak perlu sependapat denganku, menurut rencanaku, punya tujuan yang sama dengan aku, atau tersenyum padaku walaupun kamu sedang tidak enak hati…kamu tidak harus sempurna, mendekati sempurnapun tidak perlu”. Disadari atau tidak biasanya kita mengajukan beberapa syarat itu kepada orang yang kita cintai, tetapi tidak kepada sahabat kita,mengapa?
Pada akhirnya jika kita mempu mencitai seseorang seperti kita menyayangi sahabat kita, maka penyesuaian dan jalan tengah akan terbuka, dan kita akan rela berbagi impian tanpa merasa bahwa kitalah yang telah banyak berkorban.
